Gatot Wardoyo, Kisah Inspiratif Pelayan Gereja yang Multitalenta

Akrab dengan sebutan Pak Kris, Gatot Wardoyo berasal dari sebuah keluarga yang terbilang relatif sederhana. Ayahnya, merupakan seorang bendahara di sebuah lembaga pemerintah, dan ibunya adalah seorang tenaga pengajar. Sebagai anak kedelapan dari delapan bersaudara, Pak Kris tumbuh dalam atmosfer kebersamaan dan nilai-nilai keluarga yang kokoh.

Perjalanan Pendidikan dan Profesional

Gatot Wardoyo menyelesaikan sekolah menengah atas di kota Madiun. Langkah berikutnya membawanya ke Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, di mana ia meraih gelar di bidang Hukum Dagang pada tahun 1978.

Namun, tak puas dengan pencapaian ini, Pak Kris melangkah lebih jauh dan mendapatkan beasiswa dari Harvard Institute for International Development (HIID) untuk mengejar gelar master di Tulane University, New Orleans, Louisiana.

Pada bidang Hukum Dagang Internasional, Pak Kris mengukir prestasi dengan menyelesaikan program dalam waktu singkat, hanya satu setengah tahun, menjadikannya salah satu dari dua individu pertama yang meraih gelar LL.M di tempat kerjanya.

Jalur Karir dan Kecintaan pada Fotografi

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Pak Kris meraih promosi jabatan dan terjun ke Divisi Hukum, sekaligus menjadi pengajar hukum perbankan di sebuah lembaga pendidikan. Perjalanan karirnya tercatat dari wakil manajer cabang hingga memasuki masa pensiun dini sebagai manajer cabang kelas satu plus.

Namun, ketertarikan Pak Kris tidak hanya terbatas pada dunia hukum, tapi juga fotografi. Warisan fotografi Pak Kris juga menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidupnya.

Melalui kepiawaian dalam mengabadikan momen-momen berharga, beliau tidak hanya menciptakan kenangan pribadi, tetapi juga membagikannya dengan orang-orang di sekitarnya. Panorama alam, keindahan flora dan fauna, serta kemegahan bangunan-bangunan ikonik menjadi saksi bisu dari kecintaan Pak Kris pada seni fotografi.

Sisi Kuliner dan Hobi

Dibalik kehidupan karirnya yang cemerlang, Gatot Wardoyo ternyata juga memiliki kecintaan pada dunia kuliner. Meskipun dengan kemudahan mencicipi hidangan dari berbagai belahan dunia, makanan favoritnya tetap mengusik kenangan masa kecilnya: pecel Madiun dan kerupuk rambak kulit sapi.

Di sela-sela kesibukannya, Pak Kris menikmati secangkir kopi hitam panas atau green tea latte, sembari meresapi musik reggae, pop country, dan musik-musik meditasi. Don William, musisi pop country, menjadi salah satu favoritnya.

Budaya Hiburan dan Nilai-Nilai Hidup

Bioskop dan film menjadi hiburan bagi Pak Kris di hari-hari luangnya. Suka cita menonton film dari berbagai genre, termasuk film-film superhero yang digemari oleh generasi muda. Namun, satu film yang selalu meresonansi dalam ingatannya adalah “The Passion of the Christ,” mencerminkan keyakinannya.

Pada masa pensiunnya, Gatot Wardoyo tetap aktif sebagai pengajar paruh waktu di sebuah universitas swasta, fokus pada hukum perbankan. Ia juga memberikan pelayanan di gereja sebagai pro-diakon selama sepuluh tahun.

Prinsip Hidup dan Nilai-Nilai Spiritual

Sebagai seorang pelayan umat, doa, pengajar, dan kepala keluarga, prinsip hidup Gatot Wardoyo sangat terpaut pada moto Latin, “Ad Maiorem Dei Gloriam,” yang berarti untuk kemuliaan Tuhan.

Baginya, setiap tindakan, keputusan, dan sikap harus sejalan dengan nilai-nilai luhur yang mulia, karena itu merupakan bagian dari hakikat Allah yang menciptakan dan memelihara perkembangan kita. Setiap harinya, sebelum memulai dan mengakhiri hari, Pak Kris meluangkan waktu untuk merenung dan meditasi.

Gatot Wardoyo, atau yang akrab disapa Pak Kris, adalah sosok inspiratif yang menggabungkan keberhasilan karir dengan kecintaannya pada seni, kuliner, dan nilai-nilai spiritual. Melalui perjalanan hidupnya, beliau menjadi bukti bahwa keberhasilan bukan hanya terukir dalam prestasi akademis dan profesional, tetapi juga dalam keselarasan antara pikiran, hati, dan roh.

Meski telah memasuki masa pensiun, semangat Christianus Gatot Wardoyo untuk memberikan kontribusi tidak pernah pudar. Aktif sebagai pengajar paruh waktu di universitas swasta, fokus pada hukum perbankan, beliau tetap berbagi pengetahuannya dengan generasi muda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *