Kronologi Duel Maut Penagih Utang dan Pedagang Gorengan di Ciputat, Pemicunya Uang Rp 350 Ribu

Seorang penagih utang meninggal dunia dibacok nasabahnya di Jalan Sahlan RT 003/09, Serua, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Evan Kautsar (17), warga sekitar mengatakan, insiden berdarah tersebut terjadi, Senin (17/1/2022) pagi sekira pukul 08.30 WIB. Penagih utang tewas setelah berduel dengan seorang nasabahnya yang berprofesi sebagai pedagang gorengan.

"Awalnya ada kayak bank keliling (penagih utang Red) itu datang ke sini, tiba tiba cekcok langsung ribut lah gitu pakai senjata tajam," katanya saat ditemui di Ciputat, Senin (17/1/2022). Dia menambahkan, saat sedang berkelahi satu lawan satu, mereka mengeluarkan teriakan hingga menarik perhatian warga sekitar. Saat warga menghampiri lokasi rumah kontrakan tersebut, penagih utang itu sudah tergeletak bersimbah darah.

"Saat saya datang memang sedang ribut, kemudian tukang gorengan ngeluarin golok dan bacok bank kelilingnya, yang bank keliling minta tolong tapi suaranya tidak jelas," ujarnya. Warga melihat dua orang telah tergeletak bersimbah darah. Begitu juga Evan mengaku terkejut dan langsung meminta pertolongan ke Pos Polisi Bukit Nusa Indah, Serua, Ciputat.

Saat itu, ia bersama pihak kepolisian yang sedang berjaga langsung menuju lokasi duel maut tersebut berlangsung. Evan menuturkan sesampainya di lokasi, sang penagih utang yang berinsial NS telah terbujur kaku dengan luka sayatan di leher. "Posisinya yang satu di atas, yang satu di bawah tindih tidihan. Yang di bawah yang meninggal telentang yang di atas telungkup, hadap hadapan gitu. Yang tukang gorengan di jari sama kaki, yang satunya di leher, yang meninggal katanya si bank keliling nagih utang yang di bawah," ungkapnya.

Sementara, pantauan Wartakotalive.com garis polisi telah melintang tepat di tempat kejadian perkara. Adapun ceceran darah masih melekat tepat di pintu masuk kediaman petakan tersebut dengan bau anyir yang santer tercium. Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan, AKP Aldo Primananda Putra mengatakan, awal mula kejadian saat korban NS datang ke rumah CS untuk menagih utangnya sebesar Rp 350 ribu.

"Korban (NS) menagih utang kredit, kemudian cekcok, berkelahi di dalam rumah. Awalnya tidak ada senjata yang dipersiapkan, tapi golok maupun pisau itu yang ada di rumah kebetulan ada," jelas Aldi saat dikonfirmasi. "Utang kredit dia (CS) sebesar Rp 350 ribu," sambungnya lagi. Namun, saat disambangi NS, CS mengaku belum mempunyai uang untuk melunasi utangnya.

Sebab, pagi itu, CS berencana akan berangkat kerja berdagang gorengan keliling. "Tetapi kan pelaku (CS) ini belum bisa bayar (utang). Maksudnya dia mau dagang gorengan dulu belum bisa bayar. Mungkin ada perselisihan di situ timbul cekcok dan duel satu lawan satu," jelas Aldo. Perselisihan berlangsung sengit karena keduanya duel menggunakan senjata tajam.

Alhasil, si rentenir jadi korban meninggal dunia di tempat karena kena sabetan pisau di bagian lehernya. Kemudian pelaku dalam keadaan kritis dan tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit kawasan Ciputat. "Korban (NS) udah meninggal dunia di tempat. Pelaku dirawat di RS IMC Ciputat."

"Jadi di dalam rumah berduel keduanya. Pelaku kena sabetan di leher bekas senjata tajam," kata Aldo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *