Varian Omicron Disebut Tidak Lebih Berbahaya Dari Delta, Ahli Epidemiologi: Tetap Harus Waspada

Varian baru Covid 19 yaitu Omicron disebut sebut memiliki tingkat keparahan gejala yang ringan. Beberapa informasi mengatakan Omicron tidak begitu berbahaya dibandingkan varian sebelumnya yaitu Delta. Namun Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman mengatakan karakteristik ini bukan berarti mengurangi ketaatan terhadap protokol kesehatan.

"Jadi harus dipahami kita semua, dampak Covid 19 bukan hanya masalah gejala ringan parah, hunian rumah sakit atau kematian saja. Tapi juga terkait adanya adanya Long Covid 19. Ini sangat serius," ungkap Dicky pada siaran live Instagram, Kamis (6/1/2022). Pada dasarnya kata Dicky, semua varian punya dampak yang sama. Walau pun varian Omicron memiliki dampak gangguan pada paru atau pneumonia jauh lebih kecil. Tapi dampak Long Covid 19, semua organ sama. Dampaknya memang tidak terlalu terlihat saat ini, namun akan tampak pada 5 10 tahun ke depan.

"Jangan menyangka. Semua pandemi virus seperti itu dan bukan hal baru. Karenanya sudah pasti terjadi. Sehingga hidup sehat harus dilakukan untuk terhindar dari infeksi Covid 19," kata Dicky menambahkan. Di sisi lain, Dicky menyebut bersyukur jika Indonesia memiliki akses vaksin. Namun hal yang perlu diperhatikan adalah cakupan vaksin masih lambat dan harus segera dilakukan. "Terutama orang orang muda yang belum mendapatkan akses ini. Dan juga bicara terinfeksi Covid 19, tidak ada kekebalan menjadi kuat ketika terinfeksi kuat. Kita punya keterbatasan," kata Dicky lagi.

Ia pun menegaskan pada masyarakat untuk memikirkan dampak panjang yang lebih serius. Seperti kerusakan organ sedikit bahkan bisa lebih banyak. Upaya pencegahan pun harus dilakukan. Hari ini publik dihebohkan dengan kabar Ashanty kembali positif Covid 19 usai berlibur dari Turki. Benarkah Ashanty terpapar omicron?

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi. "Memang ada PPLN salah satunyaa inisial A saat entry tes didapatkan hasil pcr pos dan saat ini sedang menjalani karantina," kata Siti saat dihubungi awak media, Jumat (7/1/2022). "Sesuai prosedur yang ada, semua kasus pos PPLN kami lakukan pemeriksaan S Gene Target Failure (SGTF) dan Work Health and Safety (WHS) untuk memastikan variannya," lanjutnya.

Hingga saat ini, belum dapat dipastikan apakah istri Anang Hermansyah itu terpapapar varian varian Omicron atau tidak. "Saat ini sedang dalm proses pemeriksaan keduanyaa dan untuk melokalisir omicron pemerintah mengambil kebijakan semua kasus positif harus melakukan isolasi terpusat di RS atau wisma atlet," ujar Siti. Sebelumnya, Ashanty baru saja berlibur ke Turki bersama keluarga besarnya.

Kemudian Ashanty dan keluarga besar tiba di Jakarta dan langsung menginap di satu di antara hotel untuk melakukan karantina pada Kamis (6/1/2022). Kini Ashanty dikabarkan memilih isolasi di Rumah Sakit. Merasa was was karena memiliki penyakit bawaan yakni autoimune, Ashanty pun minta dikarantina dan isolasi di rumah sakit.

"Langsung saya ke RS untuk karantina di RS yang sudah disetujui oleh tim Satgas Covid 19," bebernya. "Dikarenakan saya punya penyakit autoimune dan demi kesehatan bersama saya isolasi di RS," tambahnya. Hingga kini Ashanty mengaku bahwa dirinya belum mengalami gejala Covid 19 yang serius.

"Alhamdulillah belum merasakan gejala berat. Namun saya tetap menjalankan prosedur sesuai kesehatan saya yang punya penyakit bawaan," ungkap Ashanty. Hal senada diucapkan Nadia Tarmizi. Nadia menyebut, gejala yang dirasakan Ashanty usai dinyatakan positif Covid 19 adalah pilek dan batuk. "Gejalanya batuk dan pilek biasa," imbuh perempuan yang juga menjabat sebagai jubir vaksinasi Covid 19 ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *